Bacaan hari ini: Yehezkiel 1 | Bacaan setahun: Ayub 1-2, 2 Timotius 2
“… Datanglah firman Tuhan kepada Imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan Tuhan meliputi dia…” (Yehezkiel 1:3)
Yehezkiel 1
NUBUATAN-NUBUATAN MELAWAN ISRAEL
PASAL 1–24
Nabi melihat kemuliaan Tuhan
Ayub 1
Kesalehan Ayub dicoba
Ayub 2
2 Timotius 2
Panggilan untuk ikut menderita
Orang Israel menjalani kehidupan dalam pembuangan selama lima tahun. Dalam pembuangan, Yehezkiel mendapatkan penglihatan yang sungguh nyata dari Allah. Yehezkiel 1:1-3 menuliskan: “Pada tahun ketiga puluh, dalam bulan yang keempat, pada tanggal lima bulan itu, ketika aku bersama-sama dengan para buangan berada di tepi sungai Kebar, terbukalah langit dan aku melihat penglihatan-penglihatan tentang Allah. Pada tanggal lima bulan itu, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang, datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia.”
Pembuangan merupakan hukuman Tuhan bagi orang Israel atas ketidaksetiaan mereka kepada Allah. Dalam pembuangan itu, semua harta dan kekayaan orang Israel hilang; mereka terpaksa meninggalkan tanah milik mereka, harta milik mereka ditawan; adanya penderitaan dan dukacita yang sangat mendalam yang mereka dapatkan. Dalam keadaan demikian, Tuhan menyatakan diri-Nya kepada salah seorang yang ikut dalam pembuangan, yaitu Yehezkiel. Tuhan menampakkan diri-Nya kepada Yehezkiel sebagai tanda bahwa dalam keadaan apapun Tuhan selalu dekat dengan umat-Nya dan Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Yehezkiel untuk meneguhkan panggilan Tuhan terhadap dirinya menjadi alat Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya.
Berada dalam pembuangan tidaklah mudah. Kita bisa membayangkan saudara, teman, atau orang lain sedang berada di dalam penjara. Mereka pasti menderita, tidak bisa melakukan apa-apa, sepertinya hidup mereka yang paling buruk dari yang lain; banyak hal terjadi membuat mereka putus asa. Bagian firman hari ini mengingatkan setiap kita bahwa dalam keadaan apapun, Tuhan tidak pernah jauh dari kita, Ia selalu menyertai dan juga menopang kehidupan kita melalui hal-hal yang sangat sederhana sampai hal-hal yang membuat kita takjub. Oleh karena itu, janganlah putus asa, jangan menyerah, pandanglah kepada Tuhan dan dekatlah kepada-Nya.
STUDI PRIBADI :
(1) Kepada siapakah Tuhan menampakkan diri-Nya ?
(2) Apa tujuan Tuhan menampakkan diri-Nya?
Pokok Doa : Berdoalah agar setiap orang percaya tidak mudah menyerah dalam segala situasi yang ada tetapi percaya dengan sungguh bahwa Tuhan selalu dekat beserta dengan umat-Nya dalam keadaan apapun.