Bacaan hari ini: Yeremia 11 | Bacaan setahun: 2 Raja-Raja 25, 2 Korintus 3
“Berfirmanlah TUHAN kepadaku: Serukanlah segala perkataan ini di kota-kota Yehuda dan di jalan-jalan Yerusalem dengan mengatakan: Dengarkanlah perkataan-perkataan perjanjian ini dan lakukanlah itu!” (Yeremia 11:6)
Yeremia 11
Perjanjian Allah diingkari
2 Raja-raja 25
Zedekia, raja Yehuda — Runtuhnya kerajaan Yehuda
2 Korintus 3
Pelayan-pelayan perjanjian yang baru
Dunia saat ini “bising” dengan informasi. Kita dibombardir berbagai informasi, dari televisi dan internet, lewat komputer dan ponsel kita. Grup whatsapp senantiasa menyampaikan informasi dalam bentuk teks, gambar, dan video. Polusi audio visual ini membuat kita mengalami kesulitan “mendengarkan” kebenaran. Kita kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi mendengarkan dengan saksama dan memahami. Kita cenderung memilih apa yang mau kita dengarkan, bukan untuk mencari kebenaran hakiki, tetapi menyesuaikan dengan kesukaan kita belaka.
Nabi Yeremia membawa nubuatan Allah pada masa yang tidak mudah. Dia bertugas memperingatkan bangsa Yehuda akan penghukuman atas mereka. Allah mengingatkan bangsa Yehuda pada perjanjian-Nya dengan nenek moyang mereka, ketika Dia membebaskan mereka dari perbudakan bangsa Mesir. Tuhan Allah menegur, tetapi mereka tidak mau mendengar.
Dalam perikop ini, kita ada sembilan kata “shema” (dengar) berulang dalam konteks positif dan negatif. Empat kali kata “shema” ini ditulis dalam bentuk kalimat perintah, “Dengarkanlah!” – sisanya menyatakan bangsa Yehuda tidak mendengarkan-Nya. Mereka terus berkanjang dalam penyembahan Baal dan allah lainnya. Tuhan Allah marah dan menghukum mereka; Tuhan Allah tidak mendengarkan doa mereka. Apapun ibadah yang mereka lakukan, walaupun difasilitasi oleh Yeremia sang nabi Tuhan, tidak didengarkan-Nya. TUHAN semesta alam, yang telah memberikan mereka kehidupan, telah menentukan malapetaka atas mereka. Kejahatan yang mereka lakukan telah menimbulkan sakit hati-Nya, yaitu dengan membakar korban kepada Baal (Yer 11:17).
Kata “shema” berarti tidak hanya mendengar saja seperti bunyi yang lewat lalu hilang. Kita harus mendengar dengan saksama. Tidak cukup mendengar, kita diharap untuk melakukannya. Inilah respons kita terhadap teguran Tuhan Allah! Dengan begitu, kita akan terhindar dari kemarahan Tuhan Allah, dan ketaatan tersebut akan membawa kita kepada jalan hidup maksimal yang sesuai dengan rencana-Nya.
STUDI PRIBADI :
(1) Sudahkah mendengar Tuhan dengan saksama ?
(2) Adakah perintah yang jelas Tuhan ingatkan kepada Saudara, tetapi masih tertunda pelaksanaannya?
Pokok Doa : Berdoa dan mohonlah agar Roh Kudus Tuhan menolong kita untuk berdiam diri dan mau mendengarkan-NYA, serta tidak menunda untuk menaati semua perintah-Nya.