Bacaan hari ini: Yesaya 58 | Bacaan setahun: 1 Raja-Raja 9-10, Roma 16
“Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama daripada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” (Markus 12:33)
Yesaya 58
Kesalehan yang palsu dan yang sejati
1 Raja-raja 9
Tuhan menampakkan diri kepada Salomo untuk kedua kalinya
1 Raja-raja 10
Kunjungan ratu negeri Syeba
Roma 15
Salam
Banyaknya aktivitas-aktivitas rohani yang kita lakukan di gereja, tidak secara otomatis membuat kita menjadi orang yang saleh dan mencintai Tuhan. Dalam bagian ini, Nabi Yesaya menyampaikan teguran Allah kepada bangsa Israel yang kelihatannya melakukan ibadah-ibadah dan perayaan-perayaan dengan tekun dan setia, namun sejatinya hidup mereka tidak mencerminkan sikap yang takut akan Allah.
Secara lahiriah, umat Tuhan tetap beribadah kepada Tuhan. Mereka membawa kurban dan persembahan yang ditentukan pada hari-hari raya keagamaan. Bahkan mereka mengenakan kain karung yang kasar dari bahan bulu kambing dan menggosok tubuh mereka dengan abu untuk menunjukkan penyesalan atas dosa-dosa mereka. Namun, semuanya itu tidak berarti apa-apa jika mereka tidak memperlakukan sesamanya dengan hormat dan adil (Bdk. Yes. 1:11-14). Semua tindakan umat Tuhan terlihat jahat di mata Tuhan.
Tuhan menghendaki umat-Nya untuk menyatakan kebenaran yang mereka miliki dalam tindakan kasih nyata terhadap sesama. Tindakan kasih nyata itu seperti yang tertulis dalam ayat 7, yaitu “memecah-mecah roti bagi orang lapar”, “membawa orang miskin yang tak punya ke rumah”, “tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri”. Dalam Perjanjian Baru, Yesus pun telah menegaskan bahwa mereka yang melakukan tindakan kasih nyata kepada sesama yang lemah dan membutuhkan, mereka adalah orang-orang yang akan mewarisi kerajaan Allah, sedangkan mereka yang tidak menunjukkan kasih kepada sesama yang menjerit dalam keadaan menderita, maka mereka akan mendapat penghakiman yang kekal (Mat. 25:31-46).
Dengan demikian, ibadah yang berkenan di hadapan Tuhan adalah memiliki kasih yang sejati kepada Tuhan dan juga memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain. Jika umat Tuhan bersedia melakukan kedua hal ini, maka pemulihan dan berkat-berkat Tuhan akan tercurah atas kehidupan umat-Nya.
STUDI PRIBADI :
(1) Sudahkah Anda mengenal Dia dengan sungguh ?
(2) Sudahkah Anda menunjukkan bukti kasih yang nyata terhadap sesama di sekitar Anda ?
Berdoalah : Ya Tuhan, tolonglah umat-Mu ini untuk dapat mengasihi Engkau dengan segenap hati dan berikanlah hati untuk mempedulikan sesama yang ada di sekelilingku.