Tidak Miskin, Tidak Kaya

“Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.” (Amsal 30:8)



Pembahasan: Amsal 30:7-9 | Ayat Bacaan: Amsal 30:1-14

Di tengah dunia yang penuh persaingan ini, seringkali standar untuk berhasil atau hidup dalam kesuksesan adalah memiliki kekayaan. Sehingga ada banyak orang berlomba-lomba untuk menghasilkan kekayaan yang sebanyak-banyaknya dalam kehidupannya. Sehingga ada sebagian orang berani memakai segala cara asalkan beroleh kekayaan.

Mari kita mempelajari apa yang dikatakan Alkitab tentang keberhasilan hidup seseorang dalam dunia ini. Ajaran hikmat dari Agur mengajak kita untuk menempatkan diri pada posisi yang tepat di hadapan Allah, Pencipta dan Pemilik alam semesta ini. Oleh karena itu, penting sekali kita mengakui bahwa sumber hikmat hanya ada pada diri Allah dan upaya menambahinya adalah sikap arogan manusia yang hanya menghancurkan dirinya sendiri. Dengan rendah hati, Agur mengakui keterbatasan dirinya agar tidak jatuh dalam dosa yang semata-mata memenuhi kebutuhan hidupnya (egois) dan jauh daripada Tuhan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengakui bahwa sumber hikmat hanya ada pada diri Allah. Di tengah situasi seperti ini, Agur memohon kepada Allah mengenai dua hal: Pertama, ia memohon untuk dijauhkan dari kecurangan dan kebohongan. Kedua, ia memohon untuk tidak diberikan baik kemiskinan maupun kekayaan. Ia ingin hidup di dalam kejujuran dan kecukupan. Oleh sebab itu, ia menegaskan, “Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku” (Amsal 30:9). Agur menyadari bahwa manusia sulit berkata “cukup” karena selalu ada ketidakpuasan dalam dirinya.

Dengan rendah hati akui kelemahan di hadapan Allah serta memohon pada Tuhan untuk menolong dan menuntun kita mengutamakan hidup takut akan Tuhan. Di tengah zaman ini, mari kita memberikan teladan pengakuan iman bahwa hanya di dalam Tuhan saja, kita dapat menikmati hidup dengan baik dan benar. Kita didorong untuk rendah hati, sadar bahwa kita adalah pengelola, bukanlah pencipta alam semesta. Dan mengakui bahwa sumber hikmat dalam kehidupan ini hanya datangnya dari Tuhan Allah.

STUDI PRIBADI: Apakah yang menjadi standar keberhasilan dalam kehidupan zaman ini? Siapakah yang menjadi sumber hikmat dalam kehidupan kita?

Pokok Doa: Berdoa bagi para pemimpin Indonesia periode yang akan datang, takut akan Tuhan sehingga mensejahterakan masyarakat. Gereja Tuhan agar terus mengingatkan jemaat untuk bersandar dan berserah kepada Kristus.

×

Amsal 30 : 9

9 Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.

×

Mazmur 1 : 1-6

Jalan orang benar dan jalan orang fasik

1:1-6
1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,

2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.

5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;

6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

×

Mazmur 1 : 1

1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,

×

Mazmur 1 : 3

3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

×

Mazmur 150 : 2

2 Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!

×

Mazmur 90 : 11

11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?

×

Mazmur 88 : 7-8

6 (88-7) Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.

7 (88-8) Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Sela

×

Mazmur 88 : 9a

8 (88-9a) Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku,

×

Mazmur 88 : 9b

8 (88-9b) telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar;

×

Mazmur 88 : 14

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

×

Mazmur 88 : 16

15 (88-16) Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa.

×

Mazmur 88 : 17-18

16 (88-17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku,

17 (88-18) mengelilingi aku seperti air banjir sepanjang hari, mengepung aku serentak.

×

Mazmur 88 : 19

18 (88-19) Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan.

×

Mazmur 88 : 2, 10

1 (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau.

9 (88-10) mataku merana karena sengsara. Aku telah berseru kepada-Mu, ya TUHAN, sepanjang hari, telah mengulurkan tanganku kepada-Mu.

×

Mazmur 88 : 14-15

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

14 (88-15) Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?

Sharing Is Caring :