Bacaan hari ini: Amsal 25, Bacaan setahun: Bilangan 1-2, Lukas 7
“Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.” (Amsal 25:28)
Amsal 25
Amsal-amsal Salomo yang dikumpulkan pegawai-pegawai Hizkia
Bilangan 1
Laskar Israel dihitung
Bilangan 2
Suku-suku Israel ditunjuk tempat perkemahannya
Lukas 7
Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum
Di tengah hidup yang penuh dengan tekanan dan dikelilingi orang- orang yang mudah sekali marah, Amsal 25:28 berkata, “orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.” Dalam dunia Alkitab, sebuah daerah yang merupakan tempat tinggal sekelompok bangsa atau kaum, belumlah dapat dikatakan sebagai kota. Daerah itu akan disebut sebagai kota pada saat memiliki tembok yang mengelilingi seluruh daerah tersebut. Tembok kota tersebut fungsinya adalah melindungi penduduknya dari ancaman musuh yang menyerang. Pintu masuk ke kota tersebut seringkali disebut sebagai pintu gerbang kota, sifatnya sangat terbatas, di satu atau dua bagian dari seluruh tembok kota. Pintu gerbang ini dijaga ketat oleh prajurit kota tersebut. Pintu gerbang ini merupakan akses masuk dan keluar baik bagi penduduk kota tersebut. Bisa dibayangkan jika tembok dari sebuah kota itu runtuh, maka seluruh penduduk kota terancam nyawanya.
Gambaran ini merupakan teguran yang keras, bagi kita, umat pilihan Tuhan, agar bisa mengendalikan diri dalam hidup yang penuh tekanan ini. Pete Schazerro dalam bukunya berjudul, “Emotionally Healthy Spirituality” menekankan bahwa seorang yang terus bertumbuh secara rohani dalam Kristus, dia pun akan mengalami pertumbuhan secara emosi. Seorang yang dewasa dalam emosi, dia juga akan semakin mampu mengendalikan dirinya.
Pengendalian diri ini adalah bagian dari buah Roh, dalam Galatia 5:23 disebut sebagai “penguasaan diri”. Pengendalian diri ini tampak nyata dan bertumbuh semakin besar dalam hidup seorang yang sudah ada dalam Kristus, sebagai karya Roh Kudus di dalam hatinya. Teladan pengendalian diri yang luar biasa kita temukan pada diri Kristus. Pada saat Dia disalah- mengerti, bahkan saat dicaci maki, bahkan disebut sebagai “orang tidak waras”, bahkan dituduh sebagai “Beelzebul” atau pemimpin para setan, Tuhan Yesus tidak marah. Dia tetap menyatakan kasih-Nya dan mengajar orang-orang itu dalam kebenaran yang sejati.
STUDI PRIBADI:
(1) Apakah artinya pengendalian diri bagi Saudara?
(2) Di dalam hal apa saja Saudara sulit untuk mengendalikan diri?
Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar dapat terus bertumbuh dalam pengendalian diri, apapun kondisi mereka dan menyatakan Kristus melalui sikap dan perilaku hidupnya di dunia.