No Turning Back

“Jikalau seseorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci ayahnya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:26).



Bacaan hari ini: Lukas 14:25-35 | Bacaan setahun: Lukas 13-14

Ayat ini seringkali membingungkan banyak orang Kristen, termasuk kita. Apakah Tuhan Yesus minta kita untuk membenci ayah, ibu, istri, anak-anak dan saudara kandung kita? Bukankah ini bertentangan dengan perintah Tuhan Yesus dalam Matius 22:39: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Arti “membenci” dalam ayat ini bukan berarti memusuhi dan menjauhi. Kata “membenci” di sini berarti tidak mengasihi ayah, ibu, istri, anak-anak, saudara laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri lebih daripada mengasihi Tuhan. Menjadi murid Kristus berarti hidup menempatkan Tuhan menjadi yang terutama, dan prioritas hidup adalah mengikut Kristus. Tuhan Yesus mau kita sebagai murid-Nya, mengasihi dan melayani Dia seumur hidup; seluruh hidup kita menyembah Dia dan menyenangkan Dia saja. Mengasihi Kristus bukan sebatas membaca Alkitab, merenungkan firman Tuhan atau bahkan menghafalkannya, tapi melakukan firman Tuhan yang menjadi bagian terpenting dalam mengikut Kristus. Melayani Tuhan Yesus bukan sebatas mengikuti seluruh pelayanan di gereja, tapi hati yang terus melekat kepada Kristus dalam segala hal yang kita kerjakan. Tuhan Yesus tidak mau murid-murid-Nya hanya memperlihatkan tanda-tanda lahiriah sebagai pengikut-Nya. Tuhan Yesus menuntut apa yang kita lakukan, lahir dari relasi dengan Kristus, kecintaan yang dalam kepada-Nya, Tuhan kita.

Demikian ayat ini dilanjutkan dengan “Siapa saja yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu” (ay. 27). Memikul salib dan mengikut Yesus butuh penyangkalan diri. Menyangkal diri berarti menempatkan kehendak Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup, bukan kehendak kita manusia. Menyangkal diri berarti membuang dosa serta keinginan daging, membuang kenyamanan diri serta segala hal yang bersifat duniawi. Jika kita mengaku adalah murid-murid Kristus, maka sejauh mana kita sungguh-sungguh menjadi murid Kristus, memikul salib dan mengikut Yesus setiap saat dalam hidup kita?

STUDI PRIBADI: Apa artinya “membenci ayahnya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri”? Apakah Saudara ada dalam pertumbuhan yang nyata dalam menyangkal diri dan memikul salib?

Pokok Doa: Berdoalah agar jemaat Tuhan bersungguh-sungguh dalam mengikut Kristus, menjadikan Tuhan sebagai prioritas dalam hidupnya, dan menyangkal diri serta memikul salib setiap saat.

×

Matius 22 : 39

39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

×

Lukas 22 : 27

27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

×

Lukas 6 : 27-28

27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;

28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.

Sharing Is Caring :