Yang Kaya, Yang Bodoh ?

“Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?” (Lukas 12:20)



Bacaan hari ini: Lukas 12:13-21 | Bacaan setahun: Lukas 12

Dalam dunia ini seringkali kita tergoda untuk mengejar kekayaan dan kemewahan secara materi. Kita berpikir bahwa dengan memiliki lebih banyak harta benda, maka kita akan mendapat kebahagiaan dan makna dalam kehidupan ini. Namun sekarang pertanyaannya adalah, apakah memang benar demikian?

Dalam perumpamaan hari ini, dikisahkan mengenai orang kaya yang mempunyai tanah yang subur dan hasil panen yang berlimpah. Alih-alih membagikan kekayaannya dengan orang lain atau menggunakan hartanya untuk hal-hal yang memiliki nilai kekal, dia memutuskan untuk membangun lumbung yang lebih besar dan menumpuk harta benda bagi dirinya sendiri. Dia merasa aman dan juga puas dengan kekayaannya, dan mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa dia akan hidup dalam kemewahan dan kesenangan untuk waktu yang lama. Namun, Yesus menyebut orang tersebut sebagai orang yang bodoh karena dia tidak sadar bahwa hidupnya tidaklah bergantung kepada kekayaan materi. Allah mengingatkan orang tersebut bahwa hidupnya tidak dapat diukur oleh kekayaan duniawi semata. Hidup ini hanya sementara, dan dia tidak dapat membawa harta kekayaannya saat meninggal dunia. Allah mengatakan bahwa malam itu juga jiwanya akan dipanggil daripadanya, dan semua yang dia kumpulkan tidak akan memiliki makna di hadapan Allah. Demikianlah orang kaya yang bodoh, yang menempatkan kekayaan materi sebagai prioritas utama dalam hidupnya, tanpa memperhatikan nilai-nilai rohani dan kekal, yakni relasi dengan Allah, dan pentingnya berbagi dengan sesama.

Perumpamaan ini mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan ini bukan mengenai mengumpulkan harta benda dan kekayaan materi yang fana saja. Akan tetapi bagaimana kita dapat menjalin relasi yang indah dengan Allah dan berbagi dengan sesama di dalam kasih dan kemurahan hati. Jika demikian, bersediakah kita mengumpulkan harta yang sejati dan bernilai kekal di dalam kehidupan ini?

STUDI PRIBADI: Sebagai anak-anak Tuhan, bagaimanakah seharusnya tiap kita menjalani kehidupan yang sementara ini?

Pokok Doa: Berdoalah agar anak-anak Tuhan diberikan hikmat dan juga bijaksana dalam menjalani kehidupannya yang sementara ini.

×

Lukas 6 : 32-33

32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.

33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.

×

Lukas 6 : 34

34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.

×

Lukas 6 : 27-28

27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;

28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.

Sharing Is Caring :