Penghakiman Yang Mendekat

“Tiuplah sangkakala! Serangan laksana rajawali atas rumah TUHAN! Oleh karena mereka telah melangkahi perjanjian-Ku dan telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku.” (Hosea 8:1, TB)



Bacaan hari ini: Hosea 8:1-14 | Bacaan setahun: Hosea 7-8

Tanpa rasa bersalah dan dalam kepolosannya, anak kecil berusia lima tahun melaporkan kepada ayahnya bahwa telepon seluler sang ayah yang tertinggal di rumah saat ia kerja, telah berhasil dimandikannya. Spontan, suara dan wajah sang ayah berubah, tergambar jelas kemarahan namun ia tidak dapat berbuat apa-apa. Perasaan hendak menghukum sang anak dengan kayu timbul dalam hati, namun kesadaran bahwa sang anak jauh lebih berharga dibandingkan telepon genggam membuat sang ayah mengurungkan niatnya; tapi ia tetap menjatuhkan hukuman sesuai dengan usia sang anak tanpa harus mengabaikan keadilan.

Dalam bacaan kemarin, Hosea mencatat Tuhan menolak Efraim dan Yehuda karena pertobatan setengah hati. Setali tiga uang, Israel juga telah berlaku serong di hadapan Tuhan – ia melangkahi perjanjian, mendurhaka pengajaran Tuhan, berlaku sesuka hati, mengangkat raja tanpa bertanya Tuhan, membuat berhala, mempersembahkan kurban najis, serta seribu satu macam kekejian lain yang mendurhaka Tuhan – hingga Tuhan hendak menurunkan murka-Nya, “Tiuplah sangkakala, serangan laksana rajawali, biarlah musuh mengejar, sehingga mereka dilenyapkan, Aku menolak anak lembumu, murka-Ku menyala, sungguh, akan menjadi serpih, Aku akan melepas api…” Penghakiman dan peghukuman mereka tidak terhindarkan, cepat atau lambat, sebagai konsekuensi dosa. Alkitab mencatat, sebagai Hakim tentu Tuhan tidak mau, tidak hendak dipermainkan oleh umat-Nya. “Tetapi tidak sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman” (Kel. 34:7b). Tuhan tidak kompromi dengan dosa. Ia Hakim yang sempurna, keputusan-Nya adil. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti keadilan dan penghukuman Tuhan meniadakan belas kasihan-Nya.

Seperti seorang ayah mengasihi anaknya meski berulang kali berbuat, dalam penghukuman kasih ayah tidak dapat ditiadakan. Penghukuman juga dapat diartikan kasih bagi anak. Tuhan mengasihi dengan kasih yang kekal (Yer. 31:3b). Penghakiman dan hukuman Tuhan seharusnya mengajar tiap umat Tuhan untuk terus berusaha hidup benar di hadapan Tuhan.

STUDI PRIBADI: Bagaimana cara Allah menghakimi dan menghukum setiap kesalahan? Dosa dan peanggaran apa yang perlu kita selesaikan dengan segera di hadapan Tuhan?

Pokok Doa: Berdoa agar umat berani mengakui dosa, mohon pengampunan dosa kepada Allah. Berdoalah agar belas kasih Tuhan turun atas umat-Nya dalam setiap aspek hidupnya dan bukan penghakiman Allah.

×

Keluaran 34 : 7b

tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.

×

Yeremia 31 : 3b

Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.

Sharing Is Caring :