“Di sanalah mereka ditimpa kekejutan yang besar, padahal tidak ada yang mengejutkan; sebab Allah menghamburkan tulang-tulang para pengepungmu; mereka akan dipermalukan, sebab Allah telah menolak mereka.” (Mazmur 53:6)
Bacaan hari ini: Mazmur 53:1-7 | Bacaan setahun: Mazmur 53
Mazmur 53 : 1-7
Kebobrokan manusia
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Mahalat. Nyanyian pengajaran Daud. (53-2) Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah!” Busuk dan jijik kecurangan mereka, tidak ada yang berbuat baik.
2 (53-3) Allah memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia, untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.
3 (53-4) Mereka semua telah menyimpang, sekaliannya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
4 (53-5) Tidak sadarkah orang-orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti, dan yang tidak berseru kepada Allah?
5 (53-6) Di sanalah mereka ditimpa kekejutan yang besar, padahal tidak ada yang mengejutkan; sebab Allah menghamburkan tulang-tulang para pengepungmu; mereka akan dipermalukan, sebab Allah telah menolak mereka.
6 (53-7) Ya, datanglah kiranya dari Sion keselamatan bagi Israel! Apabila Allah memulihkan keadaan umat-Nya, maka Yakub akan bersorak-sorak, Israel akan bersukacita.
Hampir setiap hari kita mendengar dan membaca berita kriminal. Itu belum termasuk tindakan yang tidak ketahuan dan tidak tertangkap. Dunia dipenuhi tindakan yang melanggar norma hukum. Uniknya, kita lupa bahwa “kriminalitas rohani” yakni tindakan atau perilaku yang melanggar hukum Tuhan, juga sering terjadi di tengah kehidupan ini. Para pelaku inilah yang disebut Daud sebagai “orang bebal” dalam Mazmur 53.
Mazmur 53 merupakan Mazmur yang senada Mazmur 14. Mazmur ini berisi ratapan sang pemazmur tentang realita hidup manusia. Manusia hidup tidak mencari Tuhan dan malah memenuhinya dengan pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum Tuhan, termasuk ketika mereka berlaku jahat pada umat-Nya. Pemazmur menggambarkan orang bebal ini menyatakan bahwa Allah tidak ada. Mengapa? Karena di tengah kejahatan yang mereka lakukan, hidup mereka terlihat baik-baik saja; seolah memang Tuhan tidak ada dan tidak menghukum mereka. Oleh karena itu, mereka terus hidup berbuat jahat, berbuat sesuka hati mereka, dan menyimpang dari jalan Tuhan (ay. 2-4). Namun, pemazmur mengingatkan bahwa Tuhan bukanlah Tuhan yang tidak menyatakan keadilan dan penghukuman-Nya. Pada waktu-Nya, Tuhan akan mendatangkan “kejutan” bagi orang-orang bebal yang hidup melanggar kebenaran-Nya (ay. 6). Tuhan sendiri yang akan menyatakan keadilan dan penghukuman-Nya, serta memulihkan kehidupan umat-Nya yang tertindas oleh orang-orang bebal ini.
Saat ini, mungkin kita bingung, mengapa mereka yang hidup jauh dari Tuhan dan melanggar kebenaran Tuhan, hidup baik-baik? Mengapa Tuhan tidak memberi penghukuman bagi mereka yang jahat dan mendatangkan kekacauan dunia? Satu hal yang pasti, percayalah, Dia akan menyatakan keadilan dan penghukuman-Nya tepat pada waktu-Nya. Apa yang bisa kita lakukan? Bukan berdoa agar Tuhan cepat menghukum mereka, melainkan berdoalah supaya mereka yang melakukan “kriminalitas rohani” menyadari keberadaan Tuhan dan berbalik dari pelanggaran-pelanggaran mereka.
STUDI PRIBADI: Apa respons pemazmur atas “kriminalitas rohani” orang-orang bebal? Apa respons kita atas tindak kriminalitas dan kriminalitas rohani di sekeliling kita? Pernahkah kita meratapi dan berdoa supaya mereka berbalik dari pelanggaran-pelanggaran mereka?
Pokok Doa: Berdoa bagi setiap pelaku kriminalitas dan kriminalitas rohani, agar mereka menyadari keberadaan Tuhan dan bertobat. Berdoalah supaya Tuhan menolong kita tetap setia berjalan dalam hukum dan kebenaran-Nya.