“Engkau menghajar seseorang dengan hukuman karena kesalahannya, dan menghancurkan keelokannya sama seperti gegat; sesungguhnya, setiap manusia adalah kesia-siaan belaka.” (Mazmur 39:12)
Bacaan hari ini: Mazmur 39:1-14 | Bacaan setahun: Mazmur 38-39
Mazmur 38
Doa pada waktu sakit
1 Mazmur Daud pada waktu mempersembahkan korban peringatan. (38-2) TUHAN, janganlah menghukum aku dalam geram-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan murka-Mu;
2 (38-3) sebab anak panah-Mu menembus aku, tangan-Mu telah turun menimpa aku.
3 (38-4) Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarah-Mu, tidak ada yang selamat pada tulang-tulangku oleh karena dosaku;
4 (38-5) sebab kesalahanku telah menimpa kepalaku; semuanya seperti beban berat yang menjadi terlalu berat bagiku.
5 (38-6) Luka-lukaku berbau busuk, bernanah oleh karena kebodohanku;
6 (38-7) aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk; sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita.
7 (38-8) Sebab pinggangku penuh radang, tidak ada yang sehat pada dagingku;
8 (38-9) aku kehabisan tenaga dan remuk redam, aku merintih karena degap-degup jantungku.
9 (38-10) Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhkupun tidak tersembunyi bagi-Mu;
10 (38-11) jantungku berdebar-debar, kekuatanku hilang, dan cahaya matakupun lenyap dari padaku.
11 (38-12) Sahabat-sahabatku dan teman-temanku menyisih karena penyakitku, dan sanak saudaraku menjauh.
12 (38-13) Orang-orang yang ingin mencabut nyawaku memasang jerat, orang-orang yang mengikhtiarkan celakaku, memikirkan kehancuran dan merancangkan tipu daya sepanjang hari.
13 (38-14) Tetapi aku ini seperti orang tuli, aku tidak mendengar, seperti orang bisu yang tidak membuka mulutnya;
14 (38-15) ya, aku ini seperti orang yang tidak mendengar, yang tak ada bantahan dalam mulutnya.
15 (38-16) Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan, Allahku.
16 (38-17) Pikirku: “Asal mereka jangan beria-ria karena aku, jangan membesarkan diri terhadap aku apabila kakiku goyah!”
17 (38-18) Sebab aku mulai jatuh karena tersandung, dan aku selalu dirundung kesakitan;
18 (38-19) ya, aku mengaku kesalahanku, aku cemas karena dosaku.
19 (38-20) Orang-orang yang memusuhi aku besar jumlahnya, banyaklah orang-orang yang membenci aku tanpa sebab;
20 (38-21) mereka membalas yang jahat kepadaku ganti yang baik, mereka memusuhi aku, karena aku mengejar yang baik.
21 (38-22) Jangan tinggalkan aku, ya TUHAN, Allahku, janganlah jauh dari padaku!
22 (38-23) Segeralah menolong aku, ya Tuhan, keselamatanku!
Mazmur 39 : 1-14
Doa minta tolong
1 Untuk pemimpin biduan. Untuk Yedutun. Mazmur Daud. (39-2) Pikirku: “Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku.”
2 (39-3) Aku kelu, aku diam, aku membisu, aku jauh dari hal yang baik; tetapi penderitaanku makin berat.
3 (39-4) Hatiku bergejolak dalam diriku, menyala seperti api, ketika aku berkeluh kesah; aku berbicara dengan lidahku:
4 (39-5) “Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!
5 (39-6) Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! Sela
6 (39-7) Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti.
7 (39-8) Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap.
8 (39-9) Lepaskanlah aku dari segala pelanggaranku, jangan jadikan aku celaan orang bebal!
9 (39-10) Aku kelu, tidak kubuka mulutku, sebab Engkau sendirilah yang bertindak.
10 (39-11) Hindarkanlah aku dari pada pukulan-Mu, aku remuk karena serangan tangan-Mu.
11 (39-12) Engkau menghajar seseorang dengan hukuman karena kesalahannya, dan menghancurkan keelokannya sama seperti gegat; sesungguhnya, setiap manusia adalah kesia-siaan belaka. Sela
12 (39-13) Dengarkanlah doaku, ya TUHAN, dan berilah telinga kepada teriakku minta tolong, janganlah berdiam diri melihat air mataku! Sebab aku menumpang pada-Mu, aku pendatang seperti semua nenek moyangku.
13 (39-14) Alihkanlah pandangan-Mu dari padaku, supaya aku bersukacita sebelum aku pergi dan tidak ada lagi!”
Penderitaan dan kesesakan hidup serta sakit-penyakit yang tidak kunjung sembuh dapat membuat seseorang mudah menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan TUHAN. Tetapi hidup yang merana dapat membuat seseorang melihat dirinya tidak berguna sehingga timbul perasaan putus asa dan ingin mati.
Pemazmur mengalami hal yang sama. Penderitaan dan kesesakan hidup tidak membuatnya menyalahkan TUHAN; tetapi di tengah-tengah kebisuannya, Pemazmur merasakan penderitaannya semakin berat dan ingin mati rasanya. Hal ini dikatakannya karena ia tidak dapat lagi menahan penderitaannya, masa hidup manusia begitu pendek dan sia-sia, “Aku kelu, aku diam, aku membisu, aku jauh dari hal yang baik; tetapi penderitaanku makin berat. Hatiku bergejolak dalam diriku, menyala seperti api, ketika aku berkeluh kesah; aku berbicara dengan lidahku; Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!” Di dalam keterpurukannya, Pemazmur sadar kepada siapa ia berharap, maka ia memohonkan kelepasan dan pengakuan dosa di dalam doanya kepada TUHAN. Pemazmur tahu bahwa kesalahan yang dibuatnya adalah ia melanggar hukum Allah, “Engkau menghajar seseorang dengan hukuman karena kesalahannya, dan menghancurkan keelokannya sama seperti gegat; sesungguhnya, setiap manusia adalah kesia-siaan belaka.” Oleh sebab itu, Pemazmur datang kepada TUHAN dengan mengenang kembali kebaikan TUHAN atas hidupnya. Kebaikan TUHAN inilah yang membuat Pemazmur bersyukur dan bersandar penuh kepada TUHAN.
Pada kesempatan ini kita belajar bahwa penderitaan dan keterpurukan hidup sebagai anak-anak TUHAN sesungguhnya menyadarkan kita akan kebaikan TUHAN yang boleh kita lihat dan rasakan selama ini. Sekarang kita beranikan diri datang kepada TUHAN dalam doa memohon kelepasan dari-Nya. Sebab rancangan TUHAN adalah rancangan damai sejahtera bagi yang bersandar penuh kepada-NYA.
STUDI PRIBADI: Apakah yang menjadi beban berat dalam kehidupan kita? Mengapa kita tidak dapat melihat kebaikan Tuhan dalam penderitaan yang kita alami? Sejauh mana kita mempercayai Tuhan dalam setiap langkah kehidupan ini?
Pokok Doa: Berdoa bagi masyarakat Indonesia yang selama ini masih hidup dalam penderitaan. Berdoalah bagi gereja Tuhan, dapat sebagai mercusuar yang memancarkan kebaikan Tuhan bagi mereka yang membutuhkan.