Bukan Karena Jasa Kita

“Jadi ketahuilah, bahwa bukan karena jasa-jasamu TUHAN, Allahmu, memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk diduduki. Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk!” (Ulangan 9:6)



Bacaan hari ini: Ulangan 9:1-6 | Bacaan setahun: Ulangan 9

Setiap orang pasti pernah meraih keberhasilan atau prestasi dalam hidupnya. Terkadang ada godaan untuk bangga diri, berpikir bahwa apa yang didapatkan adalah karena usahanya sendiri tanpa campur tangan pihak lain. Ini bisa terjadi pada siapapun, termasuk bangsa Israel. Saat itu, bangsa Israel sedang bersiap-siap menduduki tanah Kanaan dan berhadapan dengan penduduk negeri itu yang terkenal kuat dan bertubuh besar. Tuhan sangat mengenal bangsa-Nya, Tuhan tahu bahwa Israel akan membanggakan diri jika menang perang. Oleh karena itu, melalui Musa, Tuhan mengingatkan betapa kecilnya Israel dibandingkan Kanaan.

Meskipun secara militer, perawakan dan pengalaman perang, Kanaan jauh lebih unggul dibanding Israel, tetapi karena Tuhanlah yang berperang bagi Israel, bangsa yang kuat itu akan ditumpas. Tuhan akan menghukum bangsa itu, bukan karena Israel lebih baik, tapi karena kefasikan Kanaan. Bangsa Kanaan ialah penyembah berhala yang memiliki pola ibadah najis di hadapan Tuhan. Tuhan menumpas bangsa Kanaan bukan karena “jasa” Israel. Kata “jasa” di sini adalah “kebenaran,” artinya bukan karena orang Israel adalah orang benar di hadapan Tuhan; sebaliknya Tuhan menyebut Israel, tegar tengkuk. Sehingga, tidak ada alasan bagi Israel bermegah atas kemenangan mereka. Selain itu, kemenangan Israel juga menunjukkan bahwa Tuhan setia akan janji-Nya kepada nenek moyang mereka.

Suatu saat nanti, kita akan berhadapan dengan keberhasilan, namun sebagai anak-anak Tuhan, kita harus mengingat bahwa keberhasilan itu dapat kita raih bukan karena kecakapan kita. Keberhasilan itu juga bukan karena kebenaran diri kita, sehingga seolah-olah kita layak menerimanya. Justru karena anugerah Allah semata yang turut campur tangan untuk memampukan serta memimpin kita dalam meraih semuanya. Marilah kita berbangga hanya karena Allah telah berkenan untuk memampukan dan beranugerah kepada kita. Tentu setiap kita ingin berhasil dalam kehidupan kita, namun kita harus waspada dengan sikap membanggakan diri sendiri dan melupakan Tuhan.

STUDI PRIBADI: Kita renungkan, apakah selama ini kita meraih keberhasilan dan prestasi, kita mengingat Tuhan yang memampukan, ataukah kita justru membanggakan diri kita?

Pokok Doa: Berdoa supaya Tuhan yang memberikan kita kerendahan hati sehingga kita mengakui bahwa semua pencapaian kita selama ini adalah karena pertolongan dan campur tangan Tuhan.

Sharing Is Caring :