Balak Dan Bileam

“Jikalau orang-orang itu memang sudah datang untuk memanggil engkau, bangunlah, pergilah bersama-sama dengan mereka, tetapi hanya apa yang akan Kufirmankan kepadamu harus kau lakukan.” (Bilangan 22:20)



Bacaan hari ini: Bilangan 22:2-20 | Bacaan setahun: Bilangan 22

Bangsa Israel telah mengalahkan negeri orang Amori dan orang Basan dengan pertolongan Tuhan. Berita ini didengar juga oleh Balak, raja orang Moab. Tentu saja hal ini sangat menggentarkan hati raja Balak dan seluruh rakyat. Mereka bermufakat untuk mengundang Bileam yang dikenal sebagai tukang tenung. Mereka meminta Bileam untuk mengutuki bangsa Israel supaya kena celaka. Maka diutuslah para pemuka bangsa Moab ke rumah Bileam dengan tujuan membujuknya. Tentu saja, Balak menjanjikan upah yang menggiurkan buat Bileam.

Awalnya Bileam bimbang dan meminta waktu untuk berdoa. Tuhan menyatakan kehendak-Nya dengan tegas: melarang Bileam melakukan apa yang Balak minta. Para utusan kembali dan menyampaikan jawaban Bileam kepada Balak. Penolakan itu tidak membuat raja Balak putus asa. Ia kembali mengutus orang-orang yang lebih berpengaruh untuk membujuk Bileam. Ia bahkan menjanjikan apapun yang Bileam minta sebagai upah, akan diberikan. Tawaran ini rupanya sangat menggoda hati Bileam, meski ditutupi dengan perkataan yang terlihat rohani (ay. 18). Maka Bileam kembali berdoa kepada Allah. Kali ini Allah mengijinkan Bileam pergi, untuk memenuhi permintaan Balak. Hanya saja, Bileam harus mengatakan apa yang Tuhan perintahkan, bukan apa yang Balak kehendaki (ay. 20).

Manusia tidak berkuasa melakukan apapun, hanya Allah saja. Meski Balak adalah seorang raja, Bileam hanya tunduk kepada Allah. Sewaktu Allah memerintahkan Bileam untuk tidak pergi memenuhi permintaan Balak, Bileam tunduk. Sebaliknya, ketika Allah mengijinkan maka Bileam pun berangkat. Tentu saja Bileam harus tunduk kepada pengaturan Tuhan, tentang apa yang boleh ia lakukan terhadap Israel. Bukan Balak atau Bileam yang akan mengatur, tetapi Allah.

Kebenaran ini seharusnya mengingatkan kita tentang Allah yang Mahakuasa. Segala rencana-Nya adalah baik dan sempurna bagi kita. Maka kita harus tunduk dengan sepenuh hati kepada Allah, bukan karena terpaksa melainkan karena percaya kepada-Nya. Bersediakah kita?

STUDI PRIBADI: Apa yang bisa kita pelajari tentang Allah dan rencana-Nya melalui kisah hari ini? Bagaimana seharusnya respons kita kepada kehendak Allah?

Pokok Doa: Berdoalah agar jemaat boleh taat kepada Allah dan rencana-Nya, dan melakukan pelayanan yang sesuai dengan kehendak Allah, bukan kehendak pribadi atau kelompok tertentu.   

Sharing Is Caring :