Mendua Hati Kepada Berhala

“Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu.” (Kejadian 31:13)



Bacaan hari ini: Keluaran 32:1-14 | Bacaan setahun: Keluaran 32

Kejatuhan manusia ke dalam dosa sebenarnya menunjukkan hati manusia yang melenceng dari Allah. Apa yang manusia pikirkan, kehendaki, dan lakukan cenderung untuk memuaskan keinginan daging. Meski bangsa Israel ditetapkan dan dipanggil Allah sebagai umat pilihan-Nya, itu tidak secara otomatis membuat mereka kehilangan semua kecenderungan dosa, ataupun kebal terhadap berbagai keinginan duniawi. Semua itu masih menjadi pergumulan umat Allah selama hidup di dunia. Dalam kisah ini diceritakan godaan yang bangsa Israel alami ketika mereka menunggu Musa. Pelajaran dari kisah ini adalah jika kita tidak mawas diri, bisa saja kelelahan selama menunggu karya Allah dinyatakan bagi kita akan membawa kita jatuh dalam perbuatan yang tidak disenangi oleh Allah.

Israel mengalami tiga kelelahan. Pertama, lelah menunggu tanah yang dijanjikan Allah. Mereka merasa ditahan terlalu lama di gunung Sinai; meski di sana mereka berbaring aman dan mudah, diberi makan dengan baik dan diajar dengan baik. Kedua, lelah menunggu kembalinya Musa. Ketika naik ke gunung, Musa tidak memberi tahu berapa lama dia akan tinggal di atas. Mereka merasa Musa pergi terlalu lama dan mereka tidak tahu alasan keterlambatannya. Ketiga, lelah menunggu hadirat Allah dinyatakan atas mereka, sehingga mereka bisa melakukan ritual ibadah bagi Allah. Mereka kehilangan akal sehat dan merancang tanda kehadiran Tuhan bersama mereka. Karena mereka tidak menantikan hadirat Allah, melainkan justru membuat ilah pengganti, tak heran Allah begitu murka kepada mereka.

Kelelahan adalah hal yang wajar untuk kita rasakan ketika menunggu sesuatu dalam jangka waktu yang tidak pasti. Tetapi, kita bisa meminta kekuatan dan hikmat Tuhan selama masa menunggu itu. Allah kita tidak kurang baik untuk menyediakan apa yang kita perlukan selama masa menunggu. Sebagaimana Allah menyediakan segala kebutuhan bangsa Israel selama menunggu Musa turun, Allah juga pasti menyediakan kebutuhan kita menurut kedaulatan-Nya. Masalahnya, apakah kita tetap menautkan hati kita kepada-Nya? Ataukah kita justru mencari jalan pintas?

STUDI PRIBADI: Saat Anda menunggu jawaban Tuhan apakah yang Anda lakukan? Hal apa yang Anda mau minta kepada Tuhan di masa-masa menunggu jawaban Tuhan?

Berdoalah: Bapa, jika kami kekurangan hikmat berilah kami hikmat-Mu. Jika kami kurang kesabaran, berikan kami pengertian-Mu. Berilah kami kekuatan dan orang-orang yang menemani dalam perjalanan iman ini. Amin. 

Sharing Is Caring :