Bacaan hari ini: Amsal 17:1, 22 | Bacaan setahun: Mazmur 89, Wahyu 6
“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” (Amsal 17:22)
Amsal 17 : 1, 22
1 Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan.
22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Mazmur 89
Kesetiaan TUHAN kepada Daud
1 Nyanyian pengajaran Etan, orang Ezrahi. (89-2) Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun.
2 (89-3) Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
3 (89-4) Engkau telah berkata: “Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku:
4 (89-5) Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu, dan membangun takhtamu turun-temurun.” Sela
5 (89-6) Sebab itu langit bersyukur karena keajaiban-keajaiban-Mu, ya TUHAN, bahkan karena kesetiaan-Mu di antara jemaah orang-orang kudus.
6 (89-7) Sebab siapakah di awan-awan yang sejajar dengan TUHAN, yang sama seperti TUHAN di antara penghuni sorgawi?
7 (89-8) Allah disegani dalam kalangan orang-orang kudus, dan sangat ditakuti melebihi semua yang ada di sekeliling-Nya.
8 (89-9) Ya TUHAN, Allah semesta alam, siapakah seperti Engkau? Engkau kuat, ya TUHAN, dan kesetiaan-Mu ada di sekeliling-Mu.
9 (89-10) Engkaulah yang memerintah kecongkakan laut, pada waktu naik gelombang-gelombangnya, Engkau juga yang meredakannya.
10 (89-11) Engkaulah yang meremukkan Rahab seperti orang terbunuh, dengan lengan-Mu yang kuat Engkau telah mencerai-beraikan musuh-Mu.
11 (89-12) Punya-Mulah langit, punya-Mulah juga bumi, dunia serta isinya Engkaulah yang mendasarkannya.
12 (89-13) Utara dan selatan, Engkaulah yang menciptakannya, Tabor dan Hermon bersorak-sorai karena nama-Mu.
13 (89-14) Punya-Mulah lengan yang perkasa, kuat tangan-Mu dan tinggi tangan kanan-Mu.
14 (89-15) Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu, kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu.
15 (89-16) Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya TUHAN, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu;
16 (89-17) karena nama-Mu mereka bersorak-sorak sepanjang hari, dan karena keadilan-Mu mereka bermegah.
17 (89-18) Sebab Engkaulah kemuliaan kekuatan mereka, dan karena Engkau berkenan, tanduk kami meninggi.
18 (89-19) Sebab perisai kita kepunyaan TUHAN, dan raja kita kepunyaan Yang Kudus Israel.
19 (89-20) Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang Kaukasihi, kata-Mu: “Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu.
20 (89-21) Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus,
21 (89-22) maka tangan-Ku tetap dengan dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.
22 (89-23) Musuh tidak akan menyergapnya, dan orang curang tidak akan menindasnya.
23 (89-24) Aku akan menghancurkan lawannya dari hadapannya, dan orang-orang yang membencinya akan Kubunuh.
24 (89-25) Kesetiaan-Ku dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi.
25 (89-26) Aku akan membuat tangannya menguasai laut, dan tangan kanannya menguasai sungai-sungai.
26 (89-27) Diapun akan berseru kepada-Ku: ‘Bapaku Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.’
27 (89-28) Akupun juga akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi yang mahatinggi di antara raja-raja bumi.
28 (89-29) Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia untuk selama-lamanya, dan perjanjian-Ku teguh bagi dia.
29 (89-30) Aku menjamin akan adanya anak cucunya sampai selama-lamanya, dan takhtanya seumur langit.
30 (89-31) Jika anak-anaknya meninggalkan Taurat-Ku dan mereka tidak hidup menurut hukum-Ku,
31 (89-32) jika ketetapan-Ku mereka langgar dan tidak berpegang pada perintah-perintah-Ku,
32 (89-33) maka Aku akan membalas pelanggaran mereka dengan gada, dan kesalahan mereka dengan pukulan-pukulan.
33 (89-34) Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kujauhkan dari padanya dan Aku tidak akan berlaku curang dalam hal kesetiaan-Ku.
34 (89-35) Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.
35 (89-36) Sekali Aku bersumpah demi kekudusan-Ku, tentulah Aku tidak akan berbohong kepada Daud:
36 (89-37) Anak cucunya akan ada untuk selama-lamanya, dan takhtanya seperti matahari di depan mata-Ku,
37 (89-38) seperti bulan yang ada selama-lamanya, suatu saksi yang setia di awan-awan.” Sela
38 (89-39) Tetapi Engkau sendiri menolak dan membuang, menjadi gemas kepada orang yang Kauurapi,
39 (89-40) membatalkan perjanjian dengan hamba-Mu, menajiskan mahkotanya laksana debu,
40 (89-41) melanda segala temboknya, membuat kubu-kubunya menjadi reruntuhan.
41 (89-42) Semua orang yang lewat di jalan merampoknya, dan ia menjadi cela bagi tetangganya.
42 (89-43) Engkau telah meninggikan tangan kanan para lawannya, telah membuat semua musuhnya bersukacita.
43 (89-44) Juga Kaubalikkan mata pedangnya, dan tidak membuat dia dapat bertahan dalam peperangan.
44 (89-45) Engkau menghentikan kegemilangannya, dan takhtanya Kaucampakkan ke bumi.
45 (89-46) Kaupendekkan masa mudanya, Kauselubungi dia dengan malu. Sela
46 (89-47) Berapa lama lagi, ya TUHAN, Engkau bersembunyi terus-menerus, berkobar-kobar murka-Mu laksana api?
47 (89-48) Ingatlah apa umur hidup itu, betapa sia-sia Kauciptakan semua anak manusia!
48 (89-49) Siapakah orang yang hidup dan yang tidak mengalami kematian, yang dapat meluputkan nyawanya dari kuasa dunia orang mati? Sela
49 (89-50) Di manakah kasih setia-Mu yang mula-mula, ya Tuhan, yang telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada Daud demi kesetiaan-Mu?
50 (89-51) Ingatlah cela hamba-Mu, ya Tuhan, bahwa dalam dadaku aku menanggung penghinaan segala bangsa,
51 (89-52) yang dilontarkan oleh musuh-musuh-Mu, ya TUHAN, yang dilontarkan mencela jejak langkah orang yang Kauurapi.
52 (89-53) Terpujilah TUHAN untuk selama-lamanya! Amin, ya amin.
Wahyu 6
Kitab yang dimeterai dan Anak Domba
1 Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.
2 Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: “Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?”
3 Tetapi tidak ada seorangpun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
4 Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.
5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: “Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.”
6 Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
7 Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
8 Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.”
11 Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
12 katanya dengan suara nyaring: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”
13 Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!”
14 Dan keempat makhluk itu berkata: “Amin”. Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.

Dalam wawancara dengan seorang motivator dan pakar Marketing, Tung Desem Waringin, yang saat itu baru sembuh dari Covid-19, berkata: hati gembira adalah obat manjur untuk menyembuhkan corona. Tentu saja, jauh sebelum Tung Desem Waringin mengutarakan hal itu, Firman Tuhan sudah menyatakan kebenaran ini kepada kita, bahwa ada kaitan erat antara suasana hati dengan kesehatan jasmani. Beberapa artikel bahkan mengatakan bahwa hati yang gembira bisa meningkatkan imun tubuh seseorang, karena meningkatkan fungsi organ tubuh kita.
Lalu, dari mana datangnya hati yang gembira? Apakah dari hidup yang berkelimpahan? Dikatakan, “Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketentraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan” (Ams. 17:1). Artinya, apa gunanya memiliki harta berlimpah, makan enak, tetapi tidak ada keharmonisan, kerukunan dan ketenteraman dalam rumah, tidak bisa memberikan kegembiraan dalam hati.
Untuk memiliki relasi yang dipulihkan dengan sesama, maka pertama-tama kita harus punya relasi yang telah dipulihkan dengan Allah. Seseorang yang sudah diperdamaikan dengan Allah, ia sudah dibebaskan dari dosa- dosanya dan dilahirbarukan, akan memiliki mindset atau cara berpikir yang berbeda dalam menjalin relasi dengan orang lain. Tidak lagi diri sendiri yang menjadi yang utama, melainkan Allah dan kehendak-Nya. Sehingga ketika ia berelasi dengan orang lain, sukacitanya adalah ketika orang lain boleh mengenal Allah dan kehendak-Nya, melalui dirinya. Orang tersebut tidak lagi hidup untuk dirinya atau untuk memenuhi ego pribadi; ia mendapatkan sukacita dan kegembiraan ketika hidupnya menjadi berkat bagi sesama.
Di tengah masa pandemi yang tidak mudah hari ini, marilah kita anak-anak Tuhan yang sudah hidup diperbaharui di dalam Tuhan, mengenakan mindset atau cara pikir baru dalam hidup kita ini. Kita tidak lagi hidup hanya untuk mengedepankan ego dan keinginan kita sendiri, karena bila hal itu terjadi percayalah kita tidak akan pernah merasa puas dan mendapatkan sukacita yang sejati.
STUDI PRIBADI: Bagaimanakah kita membangun suasana hati yang gembira? Apa kaitan antara hati yang gembira dengan relasi yang dipulihkan di dalam Tuhan?
Pokok Doa: Doakan agar jemaat boleh mengalami sukacita sejati di dalam relasi yang sudah dipulihkan di dalam Tuhan dan membangun relasi yang sehat dengan sesama kehidupannya berubah dan menjadi berkat.