Mukjizat Di Padang Gurun : Tongkat Harun

Bacaan hari ini: Bilangan 17:1-13 | Bacaan setahun: Ayub 3-4, 2 Timotius 3



“Tuhan berfirman kepada Musa: Kembalikanlah tongkat Harun ke hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi orang-orang durhaka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak Kudengar lagi, supaya mereka jangan mati.” (Bil. 17:10)

 

Tongkat merupakan lambang sebuah otoritas atau kepemimpinan. Tuhan meredakan sungut-sungut bangsa Israel yang meragukan kepemimpinan Harun sebagai imam besar yang ditetapkan oleh Allah dengan melakukan sebuah tanda ajaib. Tuhan memerintahkan Musa untuk mengumpulkan satu tongkat dari setiap suku, yang seluruhnya berjumlah dua belas tongkat. Lalu pada masing-masing tongkat ditulis nama pemimpin suku itu. Dan pada tongkat suku Lewi, ditulis nama Harun. Dan Tuhan berfirman, ”Orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas.”

Musa pun melakukan seperti yang diperintahkan Tuhan, meletakkan tongkat-tongkat itu di hadapan Tuhan dalam kemah hukum Allah. Ketika keesokan hari Musa masuk ke dalam kemah hukum, ia menemukan bahwa tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam.

Sungguh sebuah konfirmasi Tuhan yang tidak bisa disangkal, bahwa Tuhan telah menetapkan perkenanan-Nya memilih Harun, karena tongkat yang terbuat dari kayu mati mustahil untuk bertunas, terlebih ini sampai berbunga dan berbuah dalam satu malam. Karena itu tidak ada alasan bagi mereka untuk meragukan kepemimpinan Harun karena Tuhan sendiri yang telah memilih dan menetapkan. Menolak hal ini berarti menolak wibawa dan keputusan Allah. Dan mereka jelas tahu apa akibatnya karena mereka baru saja menyaksikan kedahsyatan dari penghukuman Allah atas mereka yang menolak kepemimpinan-Nya.

Dari kisah ini kita belajar bahwa Tuhan berhak menetapkan siapa yang dipilih untuk melayani-Nya. Pemberontakan kepada pemimpin yang Tuhan pilih adalah pemberontakan kepada Tuhan. Teringat perkataan Yohanes Pembaptis, ”Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga” (Yoh. 3:27). Kita percaya bahwa ketika seseorang bisa menjadi pemimpin, itu seijin Tuhan; karena itu tugas kita adalah menghormati dan mendukungnya.

STUDI PRIBADI : Apa yang bisa kita pelajari dari sikap Harun dan Musa ketika orang banyak meragukan kepemimpinan mereka?

Pokok Doa : Doakan agar jemaat Tuhan boleh peka terhadap pimpinan dan peringatan Tuhan dalam hidupnya sehingga membangun kehidupan yang berkenan kepada-Nya, setiap hari.

Sharing Is Caring :