Mukjizat Di Padang Gurun : Pemberontakan

Bacaan hari ini: Bilangan 16:1-50 Bacaan setahun: Ayub 1-2, 2 Timotius 2



“Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel…” (Bilangan 16:1-2)

 

Perjalanan kepemimpinan Musa tidak selalu berjalan dengan mulus, berkali-kali ia menghadapi perlawanan dan pemberontakan. Kali ini pemberontakan datang dari Korah, Datan, dan Abiram, bahkan mereka juga memengaruhi sejumlah besar orang Israel, para pemimpin umat untuk menentang Musa. Mereka menuduh Musa meninggikan diri di atas jemaah Tuhan. Sesungguhnya, apa yang melandasi tuduhan mereka?

Korah menunjukkan ambisi pribadinya untuk menjadi imam. Korah berasal dari bani Kehat, yang merupakan golongan tersendiri dalam bani Lewi yang dikhususkan untuk mengurus perabot/barang-barang kudus dalam kemah suci (Bil. 7:9). Namun tampaknya Korah tidak puas dengan kedudukan tersebut sehingga ia menginginkan jabatan imam yang merupakan jabatan yang diberikan Tuhan bagi Harun (ayat 10). Sedangkan Datan dan Abiram, kelihatannya mereka kecewa dengan kepemimpinan Musa karena mereka harus melewati berbagai kesulitan di padang gurun dan belum sampai juga ke tempat yang dijanjikan Tuhan melalui Musa, yakni negeri yang berlimpah susu dan madu, sehingga menganggap Musa tidak layak menjadi pemimpin mereka (ayat 13-14).

Bagaimana Musa menanggapi sikap mereka? Firman Tuhan mencatat Musa membawa permasalahan itu ke hadapan Tuhan dan membiarkan Tuhan yang mengadili. Dan Tuhan pun menghukum mereka dengan cara membelah tanah dimana mereka berdiri dan kemudian bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya.

Kisah ini mengajarkan kepada kita untuk menghormati para pemimpin kita, khususnya yang telah dipilih Allah untuk menjadi hamba-Nya yang menggembalakan umat-Nya. Memang mereka pun memiliki kelemahan-kelemahan, tetapi jangan karena itu kita menjadi tidak menghormati dan tidak menghargai mereka, apalagi bila ada motif atau ambisi pribadi kita untuk menjadi lebih besar dari mereka. Karena itu, biarkanlah Allah yang menjadi hakim atas hamba-hambaNya. Amin.

STUDI PRIBADI: Kebebalan hati Israel tampak dari sikap mereka setelah menyaksikan penghukuman terhadap Korah, Datan dan Abiram; bukannya bertobat mereka malah bersungut-sungut. Apa yang mereka katakan? Dan bagaimana Allah menyikapi hal ini?

Pokok Doa: Doakan agar kita dijauhkan dari kebebalan dan ambisi pribadi di dalam pelayanan sehingga kita menolak untuk taat pada kedaulatan Tuhan yang memilih dan menetapkan.

Sharing Is Caring :